Demo account Atau Live Account

Banyak orang menyarankan “kita latihan dulu pake demo dulu”, Tapi saya mempunyai pendapat lain soal ini. Karena apa ? karena saya dulu pernah mengalami bahwa ketika trading di Demo kok saya hampir 80% profit terus ya… tapi begitu masuk ke Live account BUSYET uang saya langsung habis.

Setelah saya analisis ( cek ileh…kayak pakar aja) ternyata lebih baik latihan kita pake live Trading, lihat perbandingan kalau Loss dan Profit dibawah ini :

Live Trading :
Loss : ingatnya berhari-hari, bahkan saya pernah gak bisa tidur gara-gara prediksi saya salah
Profit : nikmatnya serasa punya pacar Miss World
Demo trading :
Loss atau Profit gak ada pengaruh

JADI kesimpulannya
Demo Trading itu hanya digunakan untuk latihan :
1. ooo... cara open Buy itu begini...
2. ooo... cara open Sell itu begini...
3. ooo... Margin call itu begini
4. Dan ooo... yang lainnya

TAPI kalau mau mengasah "feeling" Trading Anda silah kan latihan Pake Live Account

Nah mau pilih yang mana itu terserah anda, Cuma saya mau kasih saran kalau mau ngikutin LATIHAN pake live Account.
1. Pergunakan uang dibawah Rp 300.000
2. Niatkan untuk latihan, jadi kalau BENAR2 habis pun tak masalah, kan sudah diniatkan untuk rugi.
3. Max margin yang dipakai 10% aja, walaupun anda Loss 10x berturut-turut uang anda gak habis.

Selamat Bertrading

Tanya Jawab

Di halaman Ini Khusus untuk Tanya Jawab, silahkan untuk memposting pertanyaan anda disini

Pivot Poin

Pivot Poin

Ini sebenarnya tidak termasuk indikator, tapi karena banyak orang yg menggunakannya, tidak ada salahnya kita mencobanya.

Di posting sebelumnya sudah saya singgung tentang pivot poin, yaitu alat yang berguna untuk menentukan titik support atau resisstance.

Rumus dari Pivot ini adalah
R3 = R1+(H-L)
R2 = Pivot + (H-L)
R1 = (2 x Pivot)-L
Pivot = (H+L+C)/3
S1 = (2 x Pivot)-H
S2 = Pivot - (H-L)
S3 = S1-(H-L)


Tapi saya telah memodifikasi rumus diatas sesuai dengan cara trading saya. Yang saya modifikasi hanya R3 Dan S3 saja, berikut rumusnya
R3 = [R1+(H-L)]*0.8+R2
S3 = [S1-(H-L)]*0.8+S2

Apa dasar modifikasi rumus R3 dan S3…? Alasannya adalah setelah saya coba diberbagai grafik ternyata harga tidak semuanya mencapai R3 atau S3 (lihat gambar)


Jadi, Rumus R3 yang saya modifikasi itu adalah 80% jarak R3 – R2



Cara Penggunaan :1. Gunakan Timeframe Harian/Daily
2. Candlestick yang dihitung adalah candle yang ada titik SAR pertama
3. Jika harga bergerak dibawah pivot, itu berarti Bearish, sebaliknya Bullish



Coba kita bermimpi yah, misal pada saat baru membuka streamster kita dapati bahwa parabolic SAR telah muncul 1x diatas. Lalu kita masukan angka2 di candlestik ke rumus pivot, dan terjadilah gambar seperti diatas.

Profit 1Misal ketika anda menemui titik SAR pertama harga masih disekitar Pivot, lalu anda buka posisi Sell di harga 2.0000 (kenapa ga di 2.0050, ya kan kita tidak serta menrta langsung pasang Sell, kita lihat dulu apa bergerak ke bawah/atas garis pivot)
Sesuai aturan pivot maka anda mengambil TP di S1 berarti
OP – S1 = Profit 1
2.0000-1.9880 = 120 pip

Profit 2Taro kata harga masih bergerak juga kebawah, lalu anda Open Sell lagi di 1.9860 (kenapa ga di 1.9880, sama alasannya dengan yang diatas)
OP – S2 = Profit 2
1.9860-1.9767= 93 pip

Profit 3Tapi kalau anda termasuk yang merasa tidak cukup, baik kita teruskan.
Setelah TP di S2, kita lihat kondisinya lagi, apakah bergerak dibawah/diatas S2, ternyata pada gambar bergerak diatas S2. Taroh kata kita telat memasang posisi sehingga kita pasang posisi di S1 yaitu 1.9880
Pivot - OP=Profit 3
2.0055 – 1.9880 = 175 pip
Sampai disini sebenarnya bagi saya sudah cukup sih, 388(120+93+175) pip perbulan kalau modal yang anda gunakan 1 juta, dari 10 juta
1.000.000 x (388/100)=3.880.000
Hari gini dapet 3.880.000, dalam waktu 7hari, Keuntungan Bersih pula
DARIMANA BOO.

Langkah selanjutnya adalah anda tinggal matikan komputer dan nyalakan lagi bulan berikutnya… Orang lain aja harus kerja dulu sebulan baru dapet duit segitu.

Kalau masih belum cukup…? Lanjutin aja sendiri

Dah selesai untuk pembahasan indikator teknikal, sampai jumpa pada pembahasan berikutnya yaitu Fundamentantal Trader


Ok, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Fundamental Trader

Yang dimaksud dengan fundamental trader adalah, seseorang yang menyerahkan hidup dan matinya…(eh salah ketik). Jadi yang benar adalah seseorang yang membuat keputusan Buy/ Sell pada berita –berita ekonomi yang dikeluarkan oleh badan- badan ekonomi yang berwenang.

Sangat banyak berita ekonomi yang keluar perbulannya, mengapa seseorang bisa mengambil keputusan buy / sell dari berita2 ini…? Jawabnya adalah seperti ini, misal bank Indonesia menaikan bunga menjadi 20% sebulan, apa yang akan anda lakukan…? Tentu anda akan menabung di bank yang ada di Indonesia bukan, otomatis semua uang berkumpul di Indonesia yang pada akhirnya Mata uang Rupiah akan menguat. Kira-kira seperti itu.

Lalu bagai mana caranya…?
1. Klik http://www.Forexfactory.com
2. Lalu klik jam yang ada diwebsite itu, dan rubah ke +7 GMT



3. Setelah dirubah biasanya ada selisih antara jam yang ada diwebsite dan dikomputer anda, selisih itu catat oleh anda, berguna untuk menentukan Jam keluarnya berita.



4. Lalu klik Calendar, dan sesuaikan berita dengan mata uang yang akan anda tradingkan ( karena saya trading di GBP/USD maka saya hanya “mencentang GBP dan USD saja)



juga pilih berita yang berwarna Merah (artinya sangat penting), dan oranye saja (penting), yang warna kuning jangan dipilih.



5. setelah itu anda akan melihat jadwal berita yang akan keluar, misal ada berita yang keluar jam 08.30 pm, nah sebenarnya berita itu keluar jam 07.30 (08.30- 1jam) Jadi kalau selisihnya 1 jam, berarti anda harus sudah nongkrong di depan komputer jam 07.30 pm



6. Nah satu menit menjelang berita keluar akan muncul gambar seperti ini, nah gambar itu klik terus sampai beritanya keluar



7. Setelah keluar lakukan “analisis”(saya jelasin dibawah) dan ambil posisi sesuai “analisis” anda.

Yang dimaksud dengan “analisis” pada poin no 7 adalah

Misal X=angka "forecast Y=angka yang keluar, maka UMUMNYA
jika XY, mata uang yang bersangkutan akan Naik

NB : ada beberapa berita yang dibandingkan antara actual dan before, ada pula yang membandingkan antara actual dan Forecast, jadi kalau mau tahu klik aja bagian info/detail pada berita itu

Contoh GBP/USD
Jika ada berita dari USD yang angkanya keluar dari 30-->40
Otomatis GBP akan turun, karena mata uang USD menguat akibat ada berita itu dan grafiknya pasti seperti ini



Jika ada berita dari USD yang angkanya keluar dari 40--->30
Otomatis GBP akan naik, karena mata uang USD melemah akibat ada berita itu dan grafiknya pasti seperti ini



Kesimpulannya Jika salah satu melemah maka lawannya akan menguat, begitupun sebaliknya.


Mengapa kata “UMUMNYA” saya buat besar, karena ada berita yang tidak sesuai dengan rumus diatas, contohnya jika berita tentang pengangguran. Jika pengangguran berkurang kan baik bagi suatu negara kan…? Maka X>Y maka mata uang itu akan naik

Dan perlu diperhatikan ada berita yang begitu keluar harga bergerak cepat sebelum kita tahu dari http://www.Forexfactory.com, dan ada juga yang lambat. Tapi setelah saya tes berkali-kali walaupun harga bergerak cepat sebelum kita tahu hasilnya. Dampak perubahan itu masih memungkinkan kita untuk mengambil untung 30-40 pip.

Banyak berita yang dikeluarkan oleh masing-masing negara, karena saya trading di GBP/USD jadi saya “share”kan sebagian berita2 ekonomi yang punya pengaruh cukup “Signifikan”, karena ada sebagian berita yang kadang tidak ada pengaruhnya juga

Nonfarm Payroll - Dampak Lebih dari 100 pip
FOMC Interest Rate - Dampak >60 pip
ISM Manufacturing - Dampak >40 pip
GDP Deflator - Dampak >50 pip
Core CPI - Dampak >40 pip
Core PPI - Dampak >35 pip
Trade Balance - Dampak >35 pip
Retail sales - Dampak >50 pip
Existing Home Sales - Dampak >50 pip
Consumer Confidence - Dampak >40 pip

Ok, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Teknikal Indikator (Bollinger Bands)

Indikator ini dibuat oleh John Bollinger sekitar tahun 1980, sebenarnya indikator ini ada tiga garis tapi pada kenyataannya hanya dua garis.

Garis pertama adalah Upper line, dan garis kedua adalah Bottom Line



Posisi A adalah pasar sedang buka, atau harga bergerak sangat aktif. Sedangkan posisi B pasar sedang tutup atau kondisi sideways.

Oh ya indikator Bolinger bands ini seting angkanya untuk periode =15, dan multiple=1,5.

Sebenarnya saya bingung bagaimana cara menggunakan indikator ini, sehingga atas inisiatif saya sendiri saya tambahkan indikator XMA 15, sehingga gambarnya seperti ini



Nah kalau gini saya bisa memakainya, kalau harga menyentuh XMA 15 90 persen pasti terjadi perubahan harga.

Jika memotong XMA 15 dari bawah maka, signal Uptrend
Jika memotong XMA 15 dari atas maka, signal Downtrend

Kalau ingin lebih jelas tentang indikator-indikator diatas, klik aja http://www.metaquotes.net

Ok, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Teknikal Indikator ( MACD )

Nah kalau indikator ini yang buat Gerald Appel, MACD sendiri singkatan dari Moving Average Convergence & Divergence

Indikator ini adalah salah satu varian dari Moving Average, bedanya indikator MACD ini ada Histogram-nya, yaitu sebuah grafik yang mengukur overbought & oversold.

MACD terdiri dari
Garis MACD ( warna biru) = ini adalah XMA 26-XMA 12
Garis Signal (warna merah) = Ini adalah XMA 9
Histogram Warna hitam


Mungkin ada yang bertanya, apa bedanya dengan XMA. Salah satu perbedaanya adalah jika MACD dan signal Line sudah menembus garis tengah Histogram (=0) maka biasanya akan terjadi Uptren atau downtren dalam jangka panjang.

Berikut cara penggunaan MACD
• MACD line memotong triger line dari bawah = Peralihan trend menuju Bullish
• MACD line memotong triger line dari atas = Peralihan trend menuju Bearish
• MACD line dan triger line berada diatas centerline (area positif) = Long Bullish trend
• MACD line dan triger line berada dibawah centerline (area positif) = Long Bearish trend
• Histogram positif/negatif = Kondisi overbought / Oversold


Kalau ingin lebih jelas tentang indikator-indikator diatas, klik aja http://www.metaquotes.net

Ok, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Teknikal Indikator ( ADX )

Indikator ini juga dibuat oleh pembuat Parabolic SAR dan RSI, hebat yah ini orang

Indikator ini untuk mengukur kuat/lemah suatu Trend, Uptren/Downtren
Indikator ini terdiri dari :
1. Garis ADX (Warna Hijau)
2. Garis D- (Warna Merah)
3. Garis D+ (Warna Biru)

Cara penggunaannya :
Garis ADX berada di daerah 0-20 = jangan ambil posisi, karena harga masih dalam tahap konsolidasi (posisi A pada gambar)

Garis ADX berada di daerah 20-30 = Siap-siap ambil posisi, karena didaerah ini harga mulai bergerak baik Uptren atau downtren (posisi B pada gambar)

Garis ADX berada di daerah 30-40 = Tren yang terjadi sedang KUAT, baik uptren maupun Downtren. (posisi C pada gambar)

Garis ADX berada di daerah 40-100 = Tren yang sedang KUAT, sebentar lagi akan berakhir (posisi D pada gambar


Sedangkan Garis D- dan D+ berguna untuk :
D+ memotong D- dari bawah, signal Uptrend
D- memotong D+ dari bawah, signal Downtrend

Kalau ingin lebih jelas tentang indikator-indikator diatas, klik aja http://www.metaquotes.net
Ok, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Teknikal Indikator (SAR)

Parabolic SAR

Parabolic SAR juga dibuat oleh pembuat RSI yaitu J. Welles Wilder pada tahun 1978 bukunya New Concepts in Technical Trading Systems.

Parabolic SAR adalah indikator yang bisa menentukan titik stop loss, SAR sendiri artinya Stop And Reverse.

Cara penggunaannya

Jika titik SAR ada diBAWAH = jika titiknya berjumlah 1-3, signal uptrend. Kalau titiknya lebih dari 3, uptrend telah terjadi

Jika titik SAR ada diATAS = jika titiknya berjumlah 1-3, signal Downtrend. Kalau titiknya lebih dari 3, Downtrend telah terjadi.

Cukup mudah bukan ?

Teknikal Indikator (RSI)

kali ini kita bahas indikator RSI

RSI dibuat oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 bukunya New Concepts in Technical Trading Systems.

RSI atau Relative Strength Index (RSI) merupakan salah satu indikator yang populer, Digunakan untuk menggunakan Overbought (batas atas) dan Over sell (batas bawah)

Cara penggunaannya
Jika sudah menyentuh angka 75= maka itu adalah batas atasnya, harga kemungkinan akan turun setelah itu.

Jika sudah menyentuh angka 25= maka itu adalah batas bawahnya, harga kemungkinan akan naik setelah itu.

NB: batasan 25 & 75 bukan angka mutlak, ada yang bilang 30 &70, 20&80, tergantung masing2 trader.

Teknikal Trader (MA)

Ok pada bagian ini mari kita berkenalan dengan Teknikal Trader (MA)

Ada banyak indikator yang disediakan oleh Broker, Tapi yang saya bahas mungkin hanya sebagiannya, yaitu yang sering saya gunakan.

Dan yang saya bahas disini hanya cara penggunaannya saja, kalau anda mau detailnya, kenapa begini, kenapa begitu, dan sebagainya, silahkan klik http://www.metaquotes.net

cari di bagian indikator

Jenis2 indikator :
Moving Average (MA)
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Relative Strength Index (RSI)
Stochastic Oscillator
Fibonacci Retracement
Parabolic SAR
Bollinger Bands
ADX
Aroon Oscillator
Ichimoku
Dan lain-lain

1. Moving Average

Menurut indikator ini :
Jika candlestick ada dibawah = Sedang Bearish/Downtrend
Jika candlestick ada dibawah = Sedang Bullish/Uptren
Jika candlestick memotong dari bawah = signal Bullish/Uptren
Jika candlestick memotong dari atas = signal Bearish/Downtrend


Oh ya hampir lupa Moving Average sendiri terbagi menjadi tiga yaitu : Simple Moving Average (SMA), Weighted Moving Average (WMA), Exponential Moving Average (XMA).

Yang membedakan masing2 MA itu hanyalah ke-sensitif-nya. XMA paling sensitif, WMA sedang…lah, SMA Kurang sensitif

Oh ya trader juga suka menggabungkan 2 XMA dalam satu gambar, yang berguna untuk memberi konfirmasi buka posisi atau tidak


Untuk periode, tidak harus 10 dan 20, anda diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri sesuai gaya trading anda

Tipe Trader

Yang dimaksud dengan tipe trader disini adalah perilaku trader dalam menganalisis pergerakan harga.

Misal anda sudah daftar di Marketiva atau broker lain, lalu melihat gambar seperti ini

Apa yang akan anda lakukan, Buy, Sell, atau Matiin komputer, lalu tidur
Bagi yang udah “master” mungkin dia tahu mau ngapain, tapi
Bagi orang awam mungkin hanya bisa menebak2, mending kalau tebakannya benar, kalau salah…nah lo

Jadi Tipe Trader itu ada dua, yaitu :
1. Teknikal Trader
2. Fundamental Trader

Teknikal Trader adalah, trader yang mengambil keputusan Buy/Sell berdasarkan grafik masa lalu. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menggunakan indikator2 yang telah tersedia di Masing2 Broker.

Fundamental Trader adalah, trader yang mengambil keputusan Buy/Sell dari berita2 ekonomi yang akan keluar. Bagaimana caranya…nanti saya bahas

Eksekusi Order - bagian 2

Kalau anda sudah daftar di Marketiva, berikut penjelasan tentang tombol-tombol untuk melakukan order.

Klik Gambar untuk memperbesar



Keterangan Gambar

A = Untuk memilih pasangan mata uang yang akan ditradingkan, missal GBP/USD

B = Ini khusus untuk angka Limit Buy/Sell atau Stop Buy/Sell. Kalau anda pilih “Market” maka kolom ini akan tertutup, seperti terlihat digambar

C = Quantity itu adalah modal yang akan anda gunakan dikali 100, missal modal anda 100$, anda gunakan 10% dari 100$= 10$. Maka Quantitynya adalah 1000 (10$ x 100)

D = Masukan angka Stop Loss anda

E = Ini untuk memilih trading pake Demo atau “beneran”, kalau mau pake uang beneran pilih live

F = Pilih “Buy” atau “Sell”

G = Market berarti anda langsung masuk pasar. Limit Buy/Sell dan Stop Buy/Sell, anda masuk pasar jia batasan limit dan stop anda tercapai ( kayaknya udah dijelasin diatas)

H = Isikan Target poin Anda

Sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya

Eksekusi Order - bagian 1

Stop Target & Stop Loss

Misal harga GBP/USD sekarang adalah 1.9500
Kemudian menganalisis dari indicator, dan berita ekonomi bahwa harga ini akan naik, kemudian kita memasang posisi Buy/Long Dengan TP=SL=40

Maka ada dua kemungkinan
1. Harga bergerak sesuai prediksi kita, maka kita akan UNTUNG dan harga akan berhenti di 1.9540



Jadi broker tidak peduli apakah harga naiknya telah 500 pip, jika kita mengisikan 40 maka setelah naik 40 pip maka posisi kita langsung ditutup



2. Harga bergerak tidak sesuai prediksi kita, maka kita akan RUGI dan harga akan berhenti di 1.9460

Jadi Marketiva/broker tidak peduli apakah harga turunnya telah 500 pip, jika kita mengisikan 40 maka setelah turun 40 pip maka posisi kita langsung ditutup

Stop Buy/Sell

Stop Buy = Jika kita memprediksikan di masa depan harga akan naik kita bisa memasang stop buy tanpa membuka posisi terlebih dahulu

Misal harga sekarang adalah GBP/USD 1.9500, prediksi kita harga akan naik sampai 1.9600 maka kita pasang Stop Buy di 1.9520 dan ambil keuntungan di 1.9600


Jadi selama harga actual belum mencapai harga stop buy maka anda tidak pernah membuka posisi, sebaliknya jika harga sudah mencapai stop Buy otomatis posisi anda terbuka.

Begitu juga dengan Stop sell, jika harga sekarang adalah GBP/USD 1.9500, prediksi kita harga akan turun sampai 1.9400 maka kita pasang Stop Buy di 1.9480 dan ambil keuntungan di 1.9400


NB: selisih antara harga actual dan harga stop sebesar 20, bisa disesuaikan dengan analisis anda sendiri

Limit Buy/Sell

Limit Buy = jika anda memprediksi harga akan naik TAPI sebelum naik harganya turun dulu, nah ini disini disebut Limit buy

Limit Sell = jika anda memprediksi harga akan Turun TAPI sebelum turun harganya naik dulu, nah ini disini disebut Limit sell

Lihat gambar

Posisi 1 = Posisi sebelum satu menunjukan candlestick putih (yg artinya sedang naik) harga aktual disini 1.9500

Posisi 2 = Posisi limit buy anda disini 1.9480

Posisi 3 = Harga bergerak sesuai prediksi anda, dan tinggal menentukan TP anda

Begitu juga dengan limit sell

Posisi 1 = Posisi sebelum satu menunjukan candlestick Hitam (yg artinya sedang turun) harga aktual disini 1.9500

Posisi 2 = Posisi limit Sell anda disini 1.9520

Posisi 3 = Harga bergerak sesuai prediksi anda, dan tinggal menentukan TP anda


Nah masalahnya adalah bisakah kita memprediksikan bahwa harga sebelum turun naik dulu atau sebaliknya. Silahkan dicoba

Pip, Target poin

Pip adalah : satuan dari perubahan harga, misal Harga GBP/USD adalah 1.9650, lalu satu jam kemudian harganya berubah jadi 1.9700. nah perubahan harga sebanyak 50 itu disebut pip

Lalu bagaimana menghitung keuntungan atau kerugiannya?

Perlu diketahui keuntungan atau kerugian tergantung dari tiga hal, yaitu : Pip, Modal total, Modal yg digunakan

Contoh : kita trading di Marketiva maka kita dapat mengetahui bahwa

Pip = ambil contoh pada treadh sebelumnya, yaitu dampak dari berita ekonomi Nonfarm Payroll yang mengakibatkan Bearish 540 pip


Modal total = Lalu modal total kita adalah 100$

Modal yg digunakan = adalah modal yang digunakan untuk trading, berbeda dengan “Modal total” diatas
Contoh, jika modal kita 100$, maka modal yg digunakan … terserah Kita. bisa 10%, 20%, 30%, atau bahkan 50%. Kebanyakan trader mengambil “angka aman” yaitu 10%.

Jadi modal yg kita gunakan adalah 10$ (100$ x 10%)

Maka Perhitungan keuntungan atau kerugiannya adalah

= (Pip/100) x Modal yg digunakan
= (540/100) x 10$
=54 $

NB: saya tidak tau sebenarnya dari mana angka 100 itu tapi selama ini bermain di Marketiva dan saya hitung 1 Pip itu kurang lebih =0,01 $. Mungkin ada orang yang tahu, silahkan posting

Nah jika “tebakan kita benar bahwa harga akan turun, maka SELAMAT kita dapat 54$ dalam waktu 3hari

Nah jika kita tebakan kita salah maka kita belum tentu mendapat kerugian sebesar 54$... kenapa?

Karena di setiap Broker pasti ada fasilitas TP= target poin, SL=Stop loss
TP= kita memberi perintah kepada broker bahwa jika harga telah bergerak sesuai dengan angka yang kita isikan, maka broker akan menyetop Keuntungan kita

SL= kita memberi perintah kepada broker/Marketiva bahwa jika harga telah bergerak sesuai dengan angka yang kita isikan, maka broker akan menyetop Kerugian kita

Dalam Kasus diatas adalah
TP= “Tidak diisi” dengan kata lain posisi dibiarkan terbuka sampai 3 hari

SL=30

Nah melanjutkan, yang diatas, jika prediksi kita salah maka kerugian yang kita terima hanya

= (Pip/100) x Modal yg digunakan
= (30/100) x 10$
=3 $

Nah disinilah menariknya forex,

Kita “bisa” mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari kerugian kita
54/3=18 x

Nah masalahnya adalah “bisa” tidak kita memprediksikan itu,
Kalau menurut saya, tidak ada yang tidak bisa dilakukan didunia ini, hanya saja kita perlu banyak2 latihan untuk menggapai predikat “bisa” itu

Trend, Support-Ressistance

Trend

Trend : adalah …apa ya? Ah saya yakin kita tahu apa itu trend, misal trend sekarang adalah rambut di cat, atau trend sekarang pemberantasan korupsi, dll

Dalam Forex hanya ada tiga tren yang diakui

Uptrend/Bullish: harga cenderung naik
Downtren/Bearis : harga cenderung turun
Sideways : harga tidak bergerak, walaupun bergerak hanya kecil




NB: kalau tidak yakin, jangan pasang posisi pada saat sideways

Support-Ressistance, Overbought-Oversold
Support-Ressistance, Overbought-Oversold
Sebenarnya istilah ini “sebelas dua belas”

Support=overbought= batas bawah harga
Ressistance=Oversold=batas atas harga

Perbedaannya sebutan karena perbedaan pada indicator yang digunakan saja. Jika support & ressistance biasanya sebutan pada pivot poin, dan overbought & oversold pada indicator semacam RSI atau William %R (nanti akan kita bahas pada lain waktu)

Jadi harga itu kan tidak mungkin naik terus selamanya kan, dan sebaliknya tidak mungkin turun terus, selalu ada batasan- batasan yang membatasi. Nah itu dia istilah-istilah yang tadi




Ok, sampai jumpa pada bahasan selanjutnya
Kalau mau daftar ke Marketiva, lewat sini aja

Jenis-jenis grafik

Sekarang kita membahas jenis grafik, jenis grafik ada empat macam, yaitu :Candlestick, Bar chart, Line chart, dot Chart

Mari kita focus pada candlestick, karena ini yang paling banyak dipake, dan jujur saya cuma ngerti yang ini aja. Ini adalah grafik Candlestick namanya










Cara pembacaannya
H= harga tertinggi/high
L= harga terendah/low
O=harga awal/open
C=harga akhir/close














Kesimpulannya jika candlesticknya berwarna putih ( di Marketiva warnanya putih, di broker lain bisa berbeda) berarti harga penutupan lebih besar dari harga pembukaan, dan artinya itu harga sedang naik

Jika candlesticknya berwarna Hitam berarti Harga penutupan lebih kecil dari pembukaan, yang artinya juga harga sedang turun

Cara membaca harga forex & spread

Membaca harga

Anggaplah kita sudah punya account di Marketiva. Lalu ketika login kita menemui mata uang yang dipasang kan seperti berikut

GBP/USD, USD/JPY, GBP/JPY

Apa artinya itu? Jika pada grafik menunjukan angka 1.9650 pada GBP/USD. Maka kita bisa mengatakan bahwa 1GBP= 1.9 USD (dibulatkan)

NB: 1.9650 bukan berarti sembilan belas ribu enam ratus lima puluh rupiah, tetapi dibaca satu koma sembilan enam lima puluh satuan USD

Dengan kata lain Jika kita ingin memilliki 1 Poundsterling maka kita harus menyiapkan hampir 2x uang US $

Spread : Spread adalah selisih harga jual dan harga beli, sama seperti di money changer
Jika kita mau beli uang $ harganya Rp. 10000 (misal) dan jika mau jual $ maka dollar kita dihargai Rp 9500. 500 itu disebut spread

Nah kalau di marketiva, spread berkisar antara 2-5
Jadi kalau misalnya harga di grafik menunjukan 1.9500 untuk GBP/USD
Nah biasanya( ini kalau gak salah ya, soalnya saya bikin artikel ini lagi offline di marketiva)
Harga jual=1.9498
Harga beli=1.9502

Pengetahuan tentang spread ini penting, karena
Jika kita melihat pada grafik harga GBP/USD 1.9500 jika kita mengambil posisi
Jual/Sell/Short : maka angka 1.9498 yang dijadikan acuan
Beli/Buy/Long : maka angka 1.9502 yang dijadikan acuan

Jadi jangan heran jika kita trading di Marketiva, begitu kita buka posisi baik Short/Long, maka posisi kita langsung merah/negatif

Oh ya untuk tambahan aja singkatan2 mata uang

GBP= Poundsterling/Inggris
CHF= Swiss
USD= Amerika
JPY= Jepang
AUD= Australia
EUR= Euro
CAD= Kanada

BROKER

Sekarang kita coba ngomongin BROKER

Nah katakanlah kita sekarang serius ingin belajar bermain Forex, maka pertama-tama anda harus daftar dulu ke salah satu broker.

Banyak sekali broker yang menawarkan diri, coba aja kita ketik di google "forex broker", pasti banyak yang keluar.

Nah masalahnya apa kriteria yang menjamin bahwa roker itu "baik", karena tidak sedikit broker2 nakal yang melarikan uang nasabahnya.

Nah salah satu kriterianya adalah dia terdaftar di http://www.nfa.futures.org
singkat cerita ini adalah badan yang berwenang dalam urusan broker di Amerika.

Jadi terserah Anda mau menggunaan broker yang mana asal terdaftar di NFA aja

Nah bagaimana dengan saya...?
Kalau saya trading di Marketiva

Memang sih Marketiva tidak terdaftar di NFA, karena dia bukan broker dari Amerika.

Tapi karena sewaktu belajar pertamakali yang ketemu Marketiva, ya udah disini aja terus.

Selain itu ketika kita login, disana ada fasilitas chatting, sehingga ketika kita trading kita isa ngobrol sama teman, atau sama Customer Servicenya ( jika ada yang ga ngerti)

Dan sampai saat ini, saya merasa belum ada hal-hal yang merugikan saya

jadi kalau berminat silahkan daftar di Marketiva, kalau ga ya tidak ada paksaan

Ada 2 langkah mudah untuk mendaftar di Marketiva
1. Buat account baru, klik disini
2. Download streamster, dan mulai trading

Oh ya sekedar pemberitahuan aja, saya sering online sekitar jam 15.00-16.00 dan jam 19.00-21.00 di Marketiva dengan nama user Qu33nrock.